Crysna Rhany Ningrum

Saya hanyalah seorang guru dari kota kecil yang tidak punya banyak harta untuk berbagi...tapi memiliki sebidang lahan di hati yg sangat luas untuk berbagi ilmu....

Selengkapnya
Navigasi Web
CINTA SERUPA PERCIK

CINTA SERUPA PERCIK

Dina masih menatap ruang kamarnya dengan nanar. Berulang kali dia meremas jemarinya, memutar cincin kawin yang melingkar dijari manis sembari menggigit bibir yang makin merah karena menahan tangis.

Sementara, suara deras hujan di luar rumah makin menusuk batinnya. Air yang jatuh diatap rumah, terasa begitu tajam menusuk hatinya yang kian lebam membiru karena luka yang kian dalam. Selalu saja pembicaraan dengan suaminya berakhir dengan isak yang tak kunjung reda. Padahal ada cinta yang begitu besar dalam dihati mereka berdua, namun nyatanya jarak selalu membuat amarah menjadi bumbu pemanis yang selalu membuat batin mereka senantiasa teriris.

“Maafkan aku sayang...” tulisan Adri mengakiri chat mereka malam itu. Malam yang sudah mulai menginjak pagi.

Dina masih tetap diam. Dia tak berniat untuk membalas pesan teks yang masuk di hpnya. Batinnya sudah terlalu lelah dan jemu dengan pertengkaran yang selalu saja dipicu oleh hal yang sama. Uang. Hanya itu masalah utama rumah tangga mereka. Adri yang bekerja di luar kota dan hanya bisa mengirim uang sedikit, memaksa Dina untuk ikut membanting tulang mencari nafkah demi membantu suaminya. Adri hanya bisa pulang sebulan sekali, tapi itu tak pernah membuat cinta mereka menjadi mati. Hampir setiap hari mereka selalu berkomunikasi meskipun hanya lewat chat dan video call. Dina yang bekerja sebagai penjual online, memang tidak selalu mendapatkan uang setiap harinya. Akan tetapi jika transaksinya berhasil, dia akan mendapatkan uang yang lumayan banyak dan cukup untuk makan satu minggu ke depan.

Jam kian berjalan cepat. Suara kokok ayam pun mulai satu dua terdengar bersahutan. Dina segera bergegas menuju dapur. Membuat sarapan untuk anak tunggalnya yang masih berusia 8 tahun dan segera menyiapkan semua keperluan sekolahnya. Ini adalah bulan ketiga Adri tidak pulang ke rumah. Alasan utamanya adalah karena uang. Mahalnya ongkos untuk pulang ke rumah memaksa mereka lebih kuat menahan rindu. Harga tiket pesawat makin tak terjangkau untuk dibeli. Selama tiga bulan itu juga, Dina harus berjuang sendirian untuk merawat Elok, gadis semata wayang yang kian hari kian kurus badannya. Elok sudah lama menderita penyakit leukimia. Setiap bulan dia harus mendapatkan transfusi darah. Keadaan ekonomi yang serba pas-pasan membuat Dina harus berjuang keras untuk menyelamatkan jiwa putrinya.

Setelah semua beres, Dina segera mengantar Elok ke sekolah. Jarak rumah ke sekolah hanya sekitar satu kilometer. Dina bergegas menstater motor matic yang cicilannya masih kurang 2 tahun lagi. Miris memang, tapi hanya ini yang bisa dia lakukan untuk menyenangkan hati putrinya. Elok sangat ingin diantar ke sekolah naik motor seperti teman-teman lainnya. Apapun Dina lakukan untuk menyenangkan hati Elok, kendati dia harus memutar otak untuk memenuhi semua kebutuhan rumah tangganya.

Sampai di sekolah, Dina tidak langsung pulang kerumah. Pagi ini dia lebih memilih menunggui putrinya dari luar sekolah. Sebuah pohon waru tua di dekat lapangan bola adalah tempat favorit untuk dia menunggu putrinya ketika hatinya sedang tidak nyaman. Hamparan rumput hijau yang masih berselimut embun selalu menjadi teman kesendiriannya. Entah kenapa pertengkaran dengan Adri semalam menyisakan luka yang begitu mendalam dalam dihati Dina. Terlebih ketika Adri menuduh Dina selingkuh. Padahal, tidak ada satu pun lelaki yang dekat dengan Dina. Foto yang dikirim teman semasa SMA itu adalah foto reuni yang sengaja dibuat sebagai bahan lelucon oleh salah satu temannya di group. Lelucon yang sungguh tidak lucu bagi Dina. Namun, Adri tidak percaya. Dia menyangka bahwa Dina masih mencintai Lukman yang memang dulu pernah memendam cinta yang dalam kepada Dina. Adri tidak seperti biasanya. Kemarahannya kali ini sudah diluar batas.

Dina menghela napas panjang. Dilihatnya foto Elok yang banyak tersimpan di hp. Hingga tiba-tiba setetes darah segar menetes di punggung tangannya. Mata Dina kembali basah. Dia tahu waktunya sudah tidak lama lagi. Tidak ada seorang pun yang tahu jika Dina juga menderita penyakit yang sama seperti yang diderita oleh Elok. Sekian tahun dia menyembunyikan sakitnya bahkan di depan suami dan anaknya. Dina masih berusah untuk bertahan, hingga tiba-tiba dia jatuh tersungkur bersama motornya.

Beberapa orang yang melihat kejadian tersebut segera berlari untuk menolong Dina. Tapi sayang, rupanya Allah lebih menyayangi Dina. Dina meninggal dengan hp berisi foto keluarga kecilnya masih dalam genggaman. Terlihat Dina bersama Adri dan juga Elok yang tertawa bahagia di atas sebuah perahu di tepian danau. Indah sekali. Itulah foto terakhir kebersamaan mereka bertiga.

Sementara jauh di kota yang berbeda, Adri masih sibuk membaca chat dari istrinya yang terkirim beberapa menit sebelumnya.

“Sepenggal hati yang pernah ku titipkan di waktu lalu, takkan pernah mungkin kulupa. Kisah kita adalah sepenggal kisah yang akan kubawa untuk selamanya. Meski jalan mencarimu kian tertutup mendung basah, nyatanya api cinta itu masih tetap ada walau kian kecil serupa percik. Aku memang sangat mencintaimu. Dan akan selalu mencintaimu hingga percik ini benar-benar padam dalam kelam.”

Entah apa maksud tulisan Dina kepadanya, yang jelas perasaan Adri menjadi tidak nyaman. Dan makin tidak nyaman setelah ada telepon yang tiba-tiba berdering memberi kabar bahwa Dina telah pergi untuk selama-lamanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Moga temukan sinar cinta yang sebenarnya! Salam sukses bun

21 Dec
Balas

Terima kasih Pak Suranto...salam sukses jiga untuk Bapak

21 Dec



search

New Post