"Kualitas bukanlah tindakan, tapi kebiasaan"

Makin banyak membaca, hati dan pikiran kita akan makin terisi dengan hal-hal yang baik. Saya makin menikmati kebiasaan ini. Mungkin bagi sebagian orang masih suka membaca koran dalam bentuk media cetak. Sebagian lainnya asik menikmati berbagai liputan yang di sajikan dalam tulisan berbobot di media digital, saya termasuk salah satunya. Alasan utama saya lebih menyukai media digital adalah karena hampir semua aktivitas saya selalu bersentuhan dengan hp dan laptop. Salah satu akibat dari seringnya saya lupa meletakkan barang yang sedang saya pegang membuat saya enggan berlangganan koran. Itulah salah satu penyebab utama saya lebih menyukai membaca secara digital.Membaca ibarat mengisi makanan bernutrisi ke dalam pikiran dan jiwa kita. Bagaimana tidak? Setiap kita membaca, sebenarnya pikiran kita akan terstimulus dengan sendirinya. Kita akan terbius untuk melakukan hal yang sama. Termasuk hari ini, ketika mata saya tertancap pada kaliamat keren ini, "Kualitas bukanlah tindakan, tapi kebiasaan."Kalimat sederhana, namun kaya akan makna. Saya sangat setuju dengan kalimat di atas. Seseorang akan semakin menunjukkan kualitas dirinya dalam setiap kebiasaan yang dilakukannya. Kebiasaan sendiri akan muncul dengan sendiri sebagai bentuk reflek dari apa yang dilakukannya berulang-ulang. Pada saat kita terbiasa mengucapkan kata "maaf" misalnya, sebenarnya tanpa kita sadari kita telah menunjukkan kualitas "pemaaf" dalam diri kita. Pun ketika kita terbiasa mengucapkan kata "terima kasih", sebenarnya kita juga sedang menunjukkan kualiatas "menghargai orang lain" dalam diri kita. Terkait dengan "kebiasaan" ini, saya sangat mendukung sekali terhadap program pendidikan karakter yang sedang digalakkan pemerintah dalam semua aktivitas pendidikan di Indonesia. Karakter hanya akan terbentuk dari kebiasaan. Kebiasaan yang baik akan melahirkan karakter yang baik. Hal ini jelas akan menunjukkan kualitas yang baik pula pada orang tersebut.Mungkin ketika kita harus menuliskan list kebiasaan baik apa yang selalu kita lakukan setiap hari kita akan bisa menulis dengan cepat. Sebagai contoh nya, seorang Ibu akan menuliskan dengan cepat apa saja yang telah dilakukan untuk suami dan anak-anaknya sejak pagi hingga pagi lagi. Akan tetapi ketika diminta untuk menuliskan kebaikan apa saja yang telah dilakukan oleh suami dan anak-anak untuk kita, kita cenderung akan mengernyitkan dahi sembari berpikir keras, kebaikan apa ya yang telah mereka lakukan untukku?Itulah kita, itulah sifat manusia. Selalu bisa menghitung kebaikan diri sendiri, namun sulit menghitung kebaikan orang lain. Padahal seharusnya, kita seyogyanya melupakan kebaikan yang telah kita lakukan untuk orang lain.Membiasakan diri untuk mulai melihat kebaikan orang lain dapat membuat kita akan menjadi orang yang mampu menahan emosi ketika kita marah kepada orang tersebut. Mengapa demikian? Karena kita akan teringat segala kebaikan yang telah diberikannya kepada kita. Saya bukanlah orang yang berkualitas, karena saya belum sepenuhnya memiliki kebiasaan baik dalam diri saya. Ada kalanya saya terbentur dengan sifat sombong dan egois saya. Akan tetapi, setelah saya memaknai kalimat di atas, maka saya akan berusaha untuk memaksimalkan kebiasaan baik untuk mengurangi kebiasaan buruk. Peningkatan kualitas diri mutlak diperlukan bagi setiap manusia yang berakal, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah menitipkan jiwa dan raga kepada kita sebagai manusia.Selamat hari Senin, dan selamat berbuat baik🙏😊

#Ponorogo22102018